saat virus galau melanda

Mungkin virus 'galau' sedang menyebar dengan ganasnya, terutama di kalangan remaja. Atau mungkin galau hanya merupakan trend yang sedang in dibicarakan oleh orang-orang. Tapi galau menurut gue bukanlah istilah yang hanya digunakan buat lucu-lucuan. Gue sering banget ngerasa galau. Apalagi kalau udah menyangkut soal memutuskan pilihan. Wah... bisa uring-uringan seharian yang ada. Dan walaupun gue bukan remaja lagi, tapi asli virus galau ini ampuh banget buat gue gak bisa makan dan gak bisa tidur.

Dan lagi-lagi gue galau pada suatu hal yang sama. Kegalauan ini pernah gue alamin beberapa bulan yang lalu, tepatnya November 2011. Bedanya, waktu itu gue bener-bener gak punya pilihan. Tapi kali ini gue punya pilihan yang lebar. Namun dengan adanya pilihan itu gue malah semakin ragu, entah kenapa.

Mau tahu apa yang bikin gue galau? Jawabannya adalah konser Greyson Chance di Jakarta. Harusnya gue menanti banget kedatangannya di Indonesia untuk yang kedua kalinya. Karena yang pertama gue gak bisa dateng dan di kali kedua ini jujur gue exited. Tapi entah kenapa ke-exited-an gue ini malah bikin galau.

Pertama, gue pasti akan bersaing dengan ribuan ABG yang gak bakal berenti neriakin Greyson (siap-siap bawa kapas buat nutup kuping). Kedua, gue agak gak yakin apakah waktunya akan tepat karena jadwak kuliah gue kadang gak bisa ditebak. Ketiga, masalah materi karena kebutuhan gue juga akan semakin banyak. Keempat, gue pasti akan nonton sendirian dan gak ada yang nemenin. Agghhh... Jadi makin galau kan.

Tapi gue gak mau larut dalam kegalauan gue yang kalau diturutin pasti gak akan ada habisnya. Gue berusaha untuk melihat dari sisi yang positif. Gue coba menerka-nerka apa keuntungan yang akan gue dapat nantinya. Gue gak mau memilih untuk menyesal di kemudian hari. Dan gue gak mau mengulang penyesalan yang sama. Seperti moto gue "ambil kesempatan selagi kesempatan itu ada di depan mata karena kesempatan mungkin gak akan datang untuk yang kedua kalinya".

Gue harus berani untuk ngambil keputusan. Karena nantinya ini akan jadi pengalaman untuk hidup gue. Dan gue mungkin akan mendapat banyak pelajaran berharga dapi apa yang udah gue pilih. Jadi dewasa bukan berarti harus meninggalkan kesenangan-kesenangan saat kita berada dalam fase remaja kan? Bolehlah sekali-sekali galau. Gak peduli orang bilang apa. Toh galau bukan hanya milik ABG dan para remaja. Yang pasti perasaan galau ini murni  muncul dari dalam diri dan pada akhirnya akan membuat kita mengerti akan apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup kita.

Komentar

Postingan Populer