Difficult Choice

It was 4 months since I wrote in my own blog
Tenyata EXO cukup menguras waktu, tenaga, dan perhatian (baca: loyalitas pekerjaan) hehehehe...

But now... I'm back!!!
Setelah kejadian tidak menyenangkan karena laptop ilang (laptop kantor sih bukan laptop pribadi) tapi tetep aja jadi kepikiran. Data pekerjaan ilang semua. Dan yan lebih para harddisk gue ikut ilang juga berbarengan dengan laptop itu. Lagi apes kayaknya gue. Tapi yasudah lah. Mungkin gue emang harus banyak nabung dan mensyukuri apa yang sudah gue punya.

Selepas dari itu, selepas dari suksesnya event EXO yang cukup menguras hati, kini gue (dan seluruh orang di kantor) lagi galau-galaunya semenjak ada kabar tentang perubahan organisasi kantor. Kita gak terima gitu deh kalau tim yang udah solid ini harus dicampuradukan dengan orang lain yang menurut kita gak bisa kerja dalam tim, mereka-mereka yang hanya memikirkan untung tanpa berpikir gimana susahnya kita dalam membuat dan mewujudkan sebuah konser musik.

But anyway, pusing sih kalau mikirin itu terus Yang gue pikirin sekarang adalah bagaimana nasib gue kedepannya (secara kondisi kantor udah agak-agak dan gue sampai di puncak kegalauan antara pilih kerja atau lanjut kuliah).Disaat gue udah merasa nyaman dengan temen-temen, lingkungan, dan kerjaan di kantor dan terbesit pikiran untuk menunda kuliah gue (lagi), keadaan di kantor malah jadi gak jelas. Apa ini pertanda kalau memang gue harus kuliah seperti apa yan gue cita-citakan selama ini? Tapi kenapa beberapa hari belakangan gue jadi ragu ya??
Pertama: gue itu udah lama lulus kuliah (setahun itu lama kan ya?). Apa gue masih sanggup untuk jalanin hari-hari penuh tugas kuliah, dengerin dosen, dan baca buku?
Kedua: gue itu mau kuliah di luar negeri (walaupun cuma di Malaysia yang gak jauh-jauh amat dari Indonesia). Apa gue sanggup tinggal sendirian gak ada orang tua, jauh dari temen, dan bertemu orang-orang baru dari suku, budaya, dan negara yang berbeda? Pasti akan banyak kendalanya.
Ketiga: kalau seandainya (Amiiinnnn) gue keterima di kampus itu dan bener-bener harus pindah, kuat gak ya gue bertahan sampai lulus dan mendapatkan gelar dengan hasil yang memuaskan? Kan gak ada dukungan secara langsung buat gue. gue pasti harus berjuang sendirian sampai akhirnya gue mewujudkan cita-cita gue untuk dapet gelar S2.
Keempat: kalau gue kuliah lagi, itu artinya gue udah gak kerja dong? Dapet duit dari mana? Tinggal sendirian pula. Mana mata uangnya beda? Masa iya mau nodong orang tua terus sih? Malu sama umur...

Kok mikirnya pesimis gitu sih??
Eitss... Tenang aja. Gue punya jurus ampuh dan pembelaan dari semua keraguan gue.
Pertama: lulus S1 aja bisa masa S2 gak bisa. Percuma dong gue kuliah S1 kalau semua yang gue pelajarin mati-matian selama 4 tahun lupa semua dalam sekejap. Untungnya gue masih suka menerapkan apa yang biasa gue pelajarin di kampus dalam kehidupan sehari-hari, hobby, juga kerjaan gue. Jadi pasti bisa. Gak ada yang gak bisa kalau kita mau belajar, berusaha, dan terus berdoa demi kelancaran dan kesuksesan.
Kedua: gue udah pernah ke Malaysia dan udah lihat gimana kampusnya kok masa iya masih ragu sih. Biasanya juga gue sendirian (bokap kerja, nyokap juga). Sekarang-sekarang ini aja ade sepupu gue tinggal di rumah makanya ada temennya. Kemana-mana juga sendirian, masa gitu aja takut. Lagian kebudayaan Malaysia juga gak jauh beda kok sama Indonesia. (menurut pengalaman waktu backpackeran ke Malaysia) orang sana itu ramah dan helpful banget. Jadi gak usah khawatir lah ya. Jarak dari Malaysia ke Indonesia juga gak jauh, cuma 1-2 jam perjalanan naik pesawat.
Ketiga: kuat atau gak kuat itu tergantung niat dari awal. Kalau niatnya pingin lulus sesuai waktunya sih mau gak mau harus kuat dong. Emang sih gue belum tahu gimana kondisinya saa nanti disana Tapi gue udah denger cerita dari orang-orang yang udah lulus dari sana dan dengan jurusan yang sama dengan jurusan yang akan gue pilih. Mereka aja bisa masa gue gak bisa? Selalu yakin kalau semua udah ada jalannya termasuk lulus kuliah dengan hasil yang memuaskan dan pastinya tepat waktu dong. Lagian ngapain juga lama-lama di kampus. Gak bosen apa? Lagian kan gue juga sering latihan bikin videoclip, nulis cerita, atau edit TVC. So mudah-mudahan semuanya akan lancar.
Keempat: memilih antara kuliah dan kerja itu memang sulit. Bapak udah banyak cerita tentang pengalamannya dan udah banyak banget kasih saran. Seperti kata pepatah "tuntutlah ilmu setinggi-tingginya" itu juga yang bapak bilang ke gue. Pekerjaan itu penting tapi pendidikan itu lebih penting. Pekerjaan dan uan bisa dicari trapi pendidikan kalau dari awal kamu ragu untuk menjalankan maka sampai akhir nanti gak akan pernah didapatkan. Disana gue kan bisa cari kerjaan part time buat tambah uang jajan. Syukur-syukur kalau bisa lanjut terus dapet kerjaan tetap disana. Jadi dapet dua-duanya kan. Kuliah lancar dan penghasilan ada terus. Rejeki itu udah ada yan ngatur. Jadi jangan takut. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya.

So, walaupun masih ada sedikit keraguan, tapi itu yang akhirnya bikin gue bisa berfikir dan bertindak lebih dewasa lagi. Karena pada akhirnya diri sendiri yang akan menentukan apa yang akan kita jalani. Jika kita berani untuk memutuskan sesuatu dan mengambil langkah, itu artinya kita juga harus berani dan siap menerima segala kendala dan rintangan dalam mencapai akhir yang kita cita-citakan.

Komentar

Postingan Populer