Weekend of tears

Satu kata untuk menggambarkan weekend gue kemarin, SPEECHLESS. Kata ini berasal dari dua sahabat terbaik gue dimana ternyata gue baru sadar selama ini gue belum bisa jadi sahabat terbaik yang selalu ada buat mereka di saat mereka butuh. Yang lebih mengagetkan salah satunya sudah terjadi begitu lama dan baru terungkap sekarang.

Kadang saat kita merasa bahwa kita berhak dan harus tahu segalanya tentang sahabat kita ternyata bisa berbanding terbalik dari kenyataannya. Dengan menjadi sahabat terdekat bukan berarti kita bisa tahu semua tentang dia. Karena menurut gue wajar kalau ada part dimana orang itu bener-bener gak mau menceritakan masalahnya kepada kita, even cerita ke orang tua, kaka, adik, sodara, atau sahabat terdekat. Dan gue cukup menghargai itu. Kita bisa punya sahabat yang selalu berbagi apapun sama kita tapi bukan berarti yang sangat pribadi pun bisa kita tahu. Dan menurut gue jahat jika seseorang memaksa orang lain untuk menceritakan kisahnya dengan mengatasnamakan status 'sahabat'.

Gue gak marah saat sahabat gue gak menceritakan semua hal penting ke gue. Karena gue pribadi pun mungkin gak akan mau cerita tentang hal yang menurut gue sangat pribadi kepada orang lain. Mungkin bukan gak mau, tapi belum mau dan masih menunggu saat waktunya siap. Dan gue cukup senang saat sahabat gue sudah siap menceritakannya walaupun sudah lama waktunya. Itu artinya mereka masih percaya kepada kita. Seperti kata sahabat terbaik gue 'bagaimanapun juga apapun itu pasti akan kejadian, tinggal tunggu waktunya aja'.

Yang buat gue gak nyangka adalah mereka sampai meneteskan air mata saat menceritakan semuanya ke gue. Segitu mereka berat memendam semuanya sendiri sampai akhirnya memilih untuk menceritakan kepada orang lain untuk mengeluarkan semua beban itu. Speechless ketika melihat mereka sebegitu kuatnya menghadapi masalah. Tentu aja gue bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Kalau bisa malah bagi aja ke gue untuk mengurangi beban mereka. Tapi sayang kemampuan gue hanya sebatas mendengarkan dan memberikan saran. Karena semua keputusan balik lagi ada pada mereka masing masing. Ternyata sahabatan bertahun-tahun masih belum cukup untuk bisa mengenal satu sama lain. Dan dari beberapa tahun ini gue bisa belajar bagaimana menjalin hubungan dengan tulus tanpa melihat materi, derajat, fisik, dan status. Karena dari mereka semua kita bisa belajar mengenai arti hidup. Suka, duka, pelajaran, keluarga, cinta, apapun itu.

Just be true friend as we can. I will always be beside u anytime and anywhere. Love you girls :)



Komentar

Postingan Populer